Mingguan Mimbar Karya, 8 Juli 1990
SATU Cangkir kopi biasa, mengandung 80 sampai 150 mg kafein. Bila seseorang setiap hari menghabiskan empat cangkir kopi (±, 600 mg), kira-kira dua gelas besar kopi panas (pagi-sore), maka ada kecenderungan ia akan menjadi kecanduan (kopi). Kalau suatu hari hubungan dengan kopi tiba-tiba terputus-- entah karena sakit atau lainnya, maka mula-mula sangat sulit menghilangkan rasa sakit yang menyerang bagian kepalanya...
Kopi diminum orang secara tidak sengaja. Menurut yang empunya cerita, tersebutlah seorang Arab bernama Kaldi, si penggembala domba. Pada suatu hari Kaldi melihat dombanya melompat-lompat kegirangan di bawah terik sinar matahari. Setelah dia amati dengan cermat, ternyata domba itu baru saja memakan biji suatu tanaman perdu yang tumbuh di sekitar padang penggembalaannya. Karena ingin mencoba, Kaldi lalu ikut menelan beberapa butir biji itu. Tidak berapa lama kemudian perasaan Kaldi menjadi segar dan nyaman.
Terlepas dari kebenaran cerita tadi, pada tahun 575 Masehi tentara Parsi sudah mengenal khasiat kopi ini. Mereka membawanya ke Yaman, di mana orang Arab kemudian mencoba mengolah biji yang pahit itu menjadi suatu minuman yang sedap. Sampai pada awal abad ke-17 semua biji kopi yang beredar di Eropa berawal dari tanah Arab, yang diekspor melalui pelabuhan Mocha. Karena itu Mocha lama-kelamaan menjadi sinonim kopi.
Orang-orang mulai gemar minum kopi sejak penggal awal abad ke-16. Penduduk Kairo, mulai mengenalnya pada tahun 1510. Pada abad berikutnya kopi baru mencapai daratan Eropa. Hal ini disebabkan karena banyak orang menganggap minuman itu beracun. Bangsa Italia mengenal kopi pada tahun 1644, dan bangsa Inggris baru mengenalnya pada tahun 1650. Tetapi pada tahun 1675 di London diperkirakan sudah ada 3.000 warung kopi.
Masuk ke Jawa
Bangsa Belanda memperkenalkan kopi ini ke Sri Langka pada tahun 1685 dan ke Jawa pada tahun 1699, di mana selanjutnya perdu ini ditanam secara besar-besaran. Selama 100 tahun bangsa Belanda tetap menguasai perdagangan kopi ini. Walaupun pada tahun 1727 kopi juga sudah diperkenalkan kepada Brazil, negeri ini memerlukan waktu 70 tahun agar bisa mengekspornya. Columbia akhirnya bisa menjadi negeri pengekspor kopi nomor dua pada tahun 1935. Meksiko, El Salvador, Guatemala dan Kosta Rika, kemudian juga merupakan negeri penghasil kopi.
Pada tahun 1869 di Sri Langka terjadi wabah penyakit jamur kopi yang disebut dengan Hemileia vastatrix. Seluruh tanaman kopi di pulau itu musnah. Penduduk menjadi jera dan menggantinya dengan tanaman teh. Kopi robusta (coffee canephora) yang berasal dari Uganda sebenarnya tahan terhadap hama ini. Tapi karena kualitas aromanya kurang baik, harganya menjadi merosot. Orang pada enggan menanamnya dan kini hanya merupakan 9% saja dari seluruh produksi dunia.
Minuman Perangsang
Minuman Perangsang terdiri atas dua macam.
Pertama: yang mengandung alkohol dan kedua: yang mengandung alkaloid ini bisa dibuat dari daun teh, daun mate dan biji kopi. Minuman dari daun teh dan biji kopi sudah kita kenal semua.
Yang dibuat dari daun mate dikenal dengan yerba tea atau Paraguaya tea yang sangat populer di Amerika Latin.
Biji kopi mengandung 1,3% alkaloid kafein yang merupakan zat perangsang. Aromanya disebabkan oleh minyak kafeol yang mudah menguap. Karena aroma ini, selain sebagai minuman perangsang, kopi dipakai pula sebagai penyedap kue, roti atau es krim.
Dipandang dari nilai gizinya, kopi kalah dengan coklat. Coklat tidak banyak mengandung kafein, oleh karena zat itu musnah pada saat diproses. Kandungan alkaloidnya hanya tinggal theobromine saja. Karena nilai gizi kopi yang rendah ini, sebaiknya kopi dicampur dengan gula dan susu.
Softdrink yang Mengandung Kopi
Kadang-kadang sukar untuk menentukan, apakah suatu minuman itu merangsang atau tidak. Ada beberapa softdrink yang termasuk dalam golongan ini. Yang satu ternyata mengandung 16 mg kafein dalam 240 ml, sedangkan yang lainnya bisa mengandung 26 mg kafein dalam 240 ml. Untuk menggambarkan kadar kafein ini bisa dibandingkan dengan secangkir kopi biasa yang mengandung 80-150 mg kafein.
Minuman yang benar-benar berada di perbatasan antara yang merangsang dan yang tidak ialah coklat. Kadar kafeinnya sekitar 6 mg tiap 150 ml.
Ada minuman lain yang rasanya seperti kopi, namun tidak mengandung kafein misalnya: Liberia, kopi Mac Laud dan kopi Quillon.
Selain itu ada pula tanaman lain yang bukan kopi yang dipakai sebagai pengganti kopi. Wortel, kacang hijau dan asam Texas merupakan pengganti kopi yang paling baik.
Meningkatkan Kadar Kholesterol
Dengan dosis kafein 85-200 mg (1 cangkir kopi mengandung 80-150 mg kafein) rasa mengantuk dan rasa lelah akan hilang, sehingga produktifitas akan meningkat dan jalan pikiran menjadi lancar. Nadi bertambah dan tekanan darah naik, sehingga sebentar-sebentar pergi ke kamar kecil, oleh karena produksi kencing juga naik. Asam lambung diproduksi lebih banyak, sehingga mereka mempunyai tukak lambung akan mengeluh sakit perut setelah minum kopi. Oleh karena itu para penderita penyakit tekanan darah tinggi dan tukak lambung dianjurkan untuk berpantang minum kopi.
Dengan dosis kafein 250 mg gejala keracunan kafein bisa terjadi. Gejala ini ditandai dengan perasaan mual, tidak bisa tidur, gelisah, berdebar-debar dan mudah tersinggung.
Setelah terbiasa minum kopi dengan dosis kafein lebih dari 600 mg sehari akan terjadi kafeinisme,yaitu penyakit ketergantungan terhadap kopi. Artinya, bila kebiasaan minum kopi dihentikan dengan mendadak, akan terjadi gejala withdrawl. Gejala itu berupa sakit kepala yang hanya bisa sembuh bila minum kopi lagi.
Sakit kepala seperti itu tak akan sembuh, bila diobati dengan aspirin atau parasetamol saja. Bila diberi obat sakit kepala yang mengandung kafein, yang banyak dijual bebas di warung (50 mg kafein pertablet), keluhan itu akan lenyap untuk sementara waktu. Dari sini nampak, bahwa penambahan kafein pada obat-obat itu sebenarnya malah akan memperpanjang gejala ketagihan pada pasien. Ini berbeda dengan tujuan semula, di mana kafein diharapkan akan mengurangi efek mengantuk.
Jerusalem Lipid Reserach Clinic mengadakan penyelidikan pada 1007 orang laki-laki dan 589 orang wanita peminum kopi. Ternyata kadar kholesterol mereka meningkat semua. Ratio kholesterol HDL : kholesterol LDL mereka menurun. Ini berarti resiko mereka untuk menderita penyakit jantung koroner sangat besar.
Pada penyelidikan serupa di Amerika Serikat mereka yang minum kopi lebih dari dua cangkir sehari, kadar apolipoprafein B-nya akan meningkat. Fraksi lemak ini juga bertanggung jawab terhadap terjadinya penyakit jantung koroner.
Kopi yang Bukan Kopi
Setelah banyak diketahui efek kafein yang kurang menyenangkan, maka para ahli mulai memikirkan bagaimana mengeluarkan kafein dari kopi. FDA, suatu Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat hanya mengijinkan dua macam obat pelarut kafein. Kedua zat itu inlah: Methylene chloride atau ethylacetate. Sedikit methylene chloride atau ethylacetate yang tercampur dalam kopi "0"-- demikian nama kopi tanpa kafein itu-- tidak akan menimbulkan kanker. Begitulah kesimpulan penyelidikan mereka pada tikus.
Kafein bisa ditemukan pada pelbagai minuman dan makanan. Apakah sudah terjadi keracunan kafein, sukar ditentukan. Yang agak mudah diketahui ialah keracunan kafein pada anak-anak. Bila seorang anak yang nampak sehat-sehat saja mengalami kesulitan tidur dan jantungnya berdebar-debar, tanyakanlah kepadanya atau ibunya, apakah dia terlalu banyak makan coklat atau minum softdrink tertentu. (WS).
0 Response to "Dulu Kopi Diduga Beracun"
Posting Komentar